Senin, 06 Maret 2023

FARDHU-FARDHU PUASA

 

(وَفَرَائِضُ الصَّوْمِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ)

أَحَدُهَا (النِّيَةُ) بِالْقَلْبِ

Fardlu-fardlunya puasa ada empat perkara.

Salah satunya adalah Niat di dalam Hati


*KETERANGAN*


*Hasyiah Bajuri jilid 1 halaman 288*


FARDHU PUASA YANG PERTAMA *NIAT*


(قوله النية) أى لقوله صلى الله عليه وسلم انما الاعمال بالنيات 


*Dalil wajib Niat*

Karena Sabdanya Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam : Hanya Sanya segala Amalan itu butuh kepada Niat


*PENDAPAT IMAM SYAFI'I*


ولابد من النية لكل يوم لان صوم كل يوم عبادة مستقله لتخلل ما يناقض الصوم بين اليومين كالصلاتين يتخللهما السلام


Seseorang mesti Niat untuk setiap hari dimalam nya(artinya tidak boleh 1Niat untuk 1bulan puasanya), Alasannya :

*Karena* Puasa itu Setiap harinya itu ibadah yang terpisah (Antara 1hari dengan hari selanjutnya itu ibadah yang berbeda) Karena di selangi oleh hal-hal yang membatalkan puasa Antara 2 hari ,Sama Seperti 2 Shalat yang di selangi antara 2 shalat oleh Salam,


*PENDAPAT IMAM MALIK*

 

وعند الامام مالك أنه يكفى نية صوم جميع الشهر في أول ليلة منه 


“Menurut pendapat IMAM Malik diperbolehkan puasa satu bulan hanya dengan niat satu kali pada malam pertama ramadan,


وللشافعي تقليده في ذلك لئلا ينسى النية في ليلة فيحتاج للقضاء


Dan bagi mazhab Syafi’iyah boleh mengikuti (taklid) terhadap pendapat tersebut agar ketika suatu hari lupa niat puasa maka tetap berpuasa dan tidak wajib mengqadhanya.”



*KETERANGAN*

-Apabila seseorang tidak taqlid di malam pertama pada Imam malik maka jika lupa Niat di malam harinya ,puasa Orang tersebut tidak di hitung(wajib imsak) Dan Wajib Menqadha nya


-Adapun jika  pada malam pertama ,kita Taqlid kepada Imam Malik, Andai lupa Niat di malam hari setelahnya ,Maka keesokan harinya ,ia tetap berpuasa (puasanya  terhitung) dan tidak wajib qadha 


*SUDAH DI ANGGAP NIAT*


 ولو أكل أو شرب - خوفا من الجوع أو العطش نهارا أو امتنع من الاكل أو الشرب أو الجماع خوف طلوع الفجر فان خطر بباله - الصوم بالصفات التي يشترط التعرض لها كفى ذلك فى النية لتضمنه قصد الصوم وهو حقيقة النية والا فلا  وهذا التفصيل هو المعتمد


1-Jika seseorang makan atau minum di waktu malam nya karena takut lapar atau haus pada  siang hari ..!!


2-Atau tidak mau makan  atau minum atau jima' karena takut terbit fajar(waktu subuh)


Maka dalam 2 kasus di atas *Sudah di anggap Niat* Dengan Syarat Terbesit di hati nya Dengan Sifat-sifat puasa ,maka ketika itu sudah di anggap niat ,karena 2kasus diatas mengandung  Tujuan puasa dan inilah hakikat dari pada Niat.


Adapun jika tidak terbesit  sifat-sifat puasa pada 2kasus diatas ,maka tidak di anggap Niat.

Uraian di atas didasari atas pendapat yang Mu'tamad.


------------------------------------------------------------------

*CATATAN:*

Maksud sifat puasa adalah sebagaimana disebutkan dalam hasyiah I'anatut Tholibin


واعلم أن الصوم هو الإمساك عن المفطرات وأن 

صفاته كونه عن رمضان أو عن نذر أو كفارة


Ketahuilah bahwa puasa itu menahan diri dari segala membatalkan ,Dan sifat nya puasa Yaitu keadaannya puasa : apakah keadaan puasa kita itu ramadhan atau Puasa nazar atau puasa kafarat !

----------------------------------------------------------------


(قوله بالقلب) فهو محلها المعتبر شرعا ولابد أن يستحضر حقيقة الصوم التي هي الامساك عن المفطر جميع النهار مع ما يجب فيه من كونه من رمضان مثلا ثم يقصد ايقاع هذا المستحضر  


Perkataan musannif *dengan hati* 

Hati merupakan tempat Niat yang di perhitungkan(dianggap sah) dalam Syara' 

Dan Mesti bagi seseorang menghadirkan hakikat puasa ,!!


*Hakikat puasa* Yaitu Menahan diri dari yang membatalkan puasa pada siang hari dan di sertai dengan sesuatu yang wajib pada keadaannya di hari ramadhan , Kemudian setelah itu baru seseorang menyengaja seseorang menjatuhkan ini hakikat puasa yang di hadirkan tadi di dalam hatinya.


*Keterangan*

ketika seseorang Niat , misal *Aku puasa ramadhan esok* maka orang tersebut sudah paham terhadap apa yang di Niat kan nya, sudah mengerti hakikat puasa ,seperti yang disebutkan di atas


ولا تكفى النية باللسان دون القلب ولا يشترط النطق بها قطعا كما قاله فى الروضة لكنه يندب ليساعد اللسان القلب


Dan tidak mencukupi Niat dengan lisan saja Tanpa niat dalam hati ,Dan tidak disyaratkan Niat dengan Ucapan ,Sebagaimana berkata Imam Nawawi dalam kitab Raudhah di Sunatkan Niat dengan lisan supaya membantu hati.


Wallahu a'lam


0 komentar:

Posting Komentar